nusakini.com--Kamis (15/2) menjadi tinta emas sejarah diplomasi Budaya bagi Indonesia yang untuk pertama kalinya tampil dalam festival budaya termewah dan bergengsi di Saudi Arabia, Festival Janadriyah (mahrajan al-Janadriyah). 

Terpilihnya Indonesia untuk tampil dalam festival ini adalah perintah langsung Khadimul Haramain Raja Salman kepada Kementerian Luar Negeri Saudi Arabia untuk melibatkan Indonesia di perhelatan budaya yang diadakan pada setiap tahun yang pada tahun ini memasuki hitungan ke 32. 

Kepastian partisipasi Indonesia sudah diinfokan per telpon oleh petinggi Diwan Malaki (kantor Raja) kepada Dubes RI di Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel di akhir Desember 2017. Sedangkan undangan resmi disampaikan oleh Kemenlu Saudi, Mrs. Dina al-Hasan ke KBRI Riyadh 15 Januari 2018.  

Festival Janadriyah adalah festival nasional sejarah dan budaya terbesar di Kerajaan Arab Saudi yang diadakan di daerah Janadriyah (42 km dari Riyadh, Ibukota Kerajaan Arab Saudi). Festival Janadriyah diadakan setiap tahun sekali biasanya pada bulan Februari / Maret ketika musim semi.

Dimulai pada tahun 1985 (masa Raja King Fahd bin Abdul Aziz), Festival Janadriyah dilaksanakan oleh Saudi National Guard atau Kementerian Garda Nasional Kerajaan Arab Saudi yang berada di bawah Kementerian Pertahanan Kerajaan Arab Saudi. 

Dubes RI di Saudi, Agus Maftuh menandaskah bahwa keikutsertaan Indonesia di festival ini adalah menunjukkan semakin hangat dan dekatnya hubungan bilateral SAUNESIA (Saudi-Indonesia) dan bukti nyata Saudi begitu memperhatikan Indonesia untuk aktif dalam festival tersebut setelah menunggu 32 tahun. 

"Perhelatan Ini adalah bukti nyata dari jargon al-hiwar baynal hadlarat wa as-tsaqafat (dialog nyata antar peradaban dan kebudayaan, dan bukan pembenturan antar budaya dan peradaban," tegas Dubes yang juga Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini. 

Dubes juga memastikan bahwa KBRI akan all out tampil di festival tersebut dengan memamerkan multikultural yang dimiliki oleh Indonesia disamping sudah barang tentu menyajikan kuliner khas Indonesia untuk para pengunjung yang setiap hari bisa mencapai 20 ribu orang.    

Pada awalnya, Festival Janadriyah adalah sebuah kegiatan balapan Onta yang seiring dengan perkembangan waktu bertambah menjadi sebuah kegiatan nasional budaya dan sejarah yang memasukan elemen-elemen kesenian, puisi dan teater. Luas area Festival Janadriyah yang dulunya kecil, sekarang telah ditambah sehingga menjadi 2 juta m². Festival yang bertemakan untuk memperkuat rasa keagamaan, nasionalisme dan persatuan ini diadakan selama 2 – 3 minggu dan menyedot pengunjung sebanyak 4 – 5 juta orang baik lokal maupun internasional.  

Dalam Festival Janadriyah, para pengunjung seolah diajak untuk merasakan langsung kehidupan di Arab Saudi pada masa lalu. Area yang luas dan terbuka disediakan untuk mewakili daerah-daerah di Arab Saudi. Contohnya Madinah dimana bangunannya dibuat dengan gaya arsitektur kuno dan dibentuk dengan nuansa kotak dan tanah liat. Lengkap di dalamnya terdapat perkakas kuno seperti cangkir, teko, alat masak, dan lain-lain. Pengunjung juga dihibur dengan pertunjukan kesenian dan tarian tradisional dari Arab Saudi.  

Secara umum, Festival Janadriyah menampilkan “wajah utuh" dari Kerajaan Arab Saudi mulai dari suku, provinsi sampai kementerian / instansi pemerintah. Beragam kegiatan dilakukan di dalam Festival ini antara lain olah raga (termasuk balapan Onta dan Burung Elang), tarian, kuliner, sejarah (manuskrip tua dan foto antik), kesenian (termasuk opera dan syair Arab) dan suvenir tradisional khas Arab Saudi. Setiap provinsi di Kerajaan Arab Saudi memiliki paviliun tradisional yang menampilkan budaya dan kesenian khas masing-masing.  

​Selain itu, negara-negara yang tergabung pada organisasi Dewan Kerja Sama Teluk, Gulf Cooperation Council (GCC) juga berpartisipasi disamping perusahaan-perusahaan lokal dan multinasional yang memiliki afiliasi di Arab Saudi seperti Aramco, Jarir, Boeing dan Siemens. Walaupun Festival Janadriyah bertemakan sejarah dan budaya, namun transaksi ekonomi dan perdagangan yang dihasilkan selama waktu Festival bernilai lebih dari milyaran dollar AS. (p/ab)